Saturday, March 12, 2011

the beatles album

WHITE ALBUM - Album Politis dan Individualistis
Bulan Mei 1968 The Beatles berkumpul di rumah George Harrison di Esher, membahas produksi album studio yang ke-9. Album ganda tersebut yang tadinya disiapkan berjudul A Doll’s House itu kelak bertajuk The Beatles, tetapi lebih dikenal sebagai The White Album karena berwarna putih dan minimalis.

Album berdurasi 93,5 menit itu terdiri atas dua piringan hitam (PH) yang berisikan 30 lagu, yang diperas dari 100-an lagu yang sebagian sempat direkam. Kali ini The Beatles amat produktif karena sebagian besar karya itu diciptakan saat mereka punya waktu senggang yang mencukupi ketika sedang berguru pada Maharishi Yogi di Rishikesh, India. Tatkala masuk studio, John Lennon telah menulis 14 nomor, Paul McCartney tujuh, dan Harrison lima.

McCartney mengakui, pengalaman di Rishikesh mengembalikan ingatan mereka pada masa kecil. Di Rishikesh mereka dan sejumlah artis/musisi lainnya tak mengerjakan apa pun, kecuali bersemadi, mendengarkan khotbah Maharishi, dan bermusik bersama musisi lain, seperti Donovan dan Mike Love, personel band asal Amerika Serikat (AS), The Beachboys.

Oleh sebab itu, The White Album agak didominasi oleh nomor-nomor yang kaya dengan kenangan masa kecil. Ada ”Dear Prudence” yang merupakan ajakan kepada teman untuk bermain-main, ”Cry Baby Cry” dan ”Piggies” yang bersumber dari dongeng khas Inggris. Lalu ada pula ”The Continuing Story of Bungalow Bill” yang menampilkan chorus ”all the children play”, ”Rocky Racoon” yang diinspirasi dari cerita koboi kegemaran McCartney saat kecil, serta ”Blackbird” dan ”Mother’s Nature Son”.

Setahun sebelumnya The Beatles merilis Sgt Pepper’s Lonely Hearts Club Band (1967), sebuah magnum opus yang dinilai sebagai album yang memelopori perkembangan musik psikedelik dan rock progresif sekaligus. Sgt Pepper’s atau album setelah itu, Magical Mystery Tour (1967), tak bisa dibandingkan dengan The White Album karena The Beatles band yang tak mau berhenti progressed sekalipun kontinuitas kreativisme dari album ke album mereka tentu terus bersambung juga.

Bagi sebagian penggemar, The White Album justru lebih sempurna. Lihat misalnya komentar Tony Palmer, kritikus seni yang menulis di harian The Observer. Ia menulis album itu ibarat ”lanskap yang gagal ditemui musisi-musisi” karena ia merupakan ”sebuah keindahan proses pembuatan musik yang bening dan teduh”. Dalam istilah Palmer, penggemar menikmati The White Album seolah-olah seperti sedang menikmati ”burung-burung hitam yang berterbangan”.

Bernuansa politis

Selain aspek kreatifnya, The White Album juga bernuansa politis. Seperti dipahami, 1968 merupakan tahun yang bergejolak karena protes masyarakat Barat terhadap Perang Vietnam. Kerisauan generasi muda tampak jelas dari lirik dua nomor album ini, ”Revolution 1” dan ”Revolution 9” yang ditulis Lennon. Sedangkan McCartney berpolitik lewat lirik ”Back in the U.S.S.R.” yang menyindir hipokrisi dua negeri adidaya, AS yang menghancurkan Vietnam dan Uni Soviet yang menginvasi Cekoslowakia.

Barangkali satu-satunya karya yang sampai saat ini masih menjadi topik pembahasan para ahli filsafat politik yang mendalam adalah nomor ”Happiness is A Warm Gun”. Lennon sebagai penulis liriknya mengatakan bahwa lagu ini hanya merupakan sejarah singkat rock’n’roll yang terdiri atas paduan musik rakyat dan rock yang dimainkan dalam lima tempo, yang butuh lebih dari 100 kali take. Namun, jika menurut tafsir ulang para filsuf politik, lirik ”Happiness” merupakan observasi sosial yang ganjil, sinis, kasar, sekaligus brilian.

Dan, di luar aspek kreatif serta politik, The Beatles berada di ambang proses pendewasaan diri. Kondisi bisnis mereka agak terancam setelah manajer Brian Epstein meninggal dunia, hubungan pribadi di antara mereka memburuk, dan tiap personel mulai berkembang secara mandiri alias meninggalkan institusi The Beatles sebagai peer group yang menyatukan Lennon, McCartney, Harrison, dan Starr.

Lennon memulai hubungan asmara dengan Yoko Ono, begitu juga McCartney kasmaran berat dengan Linda Eastman. Harrison bagaikan hidup di dunia sendiri dan, untuk pertama kalinya dalam sejarah The Beatles, membawa bintang tamu Eric Clapton untuk mengisi gitar solo dalam nomor ”While My Guitar Gently Weeps”. Starr ”mencatat rekor” sebagai orang pertama yang menyatakan mundur dari The Beatles, membuat ketiga rekannya ramai-ramai membujuk ia membatalkan keputusannya itu—permintaan yang akhirnya tak dapat ditolak Starr.

Keretakan The Beatles makin terasa ketika mereka memulai proses rekaman album selanjutnya, Let It Be (1970), yang dirilis hampir dua tahun setelah diproduksi di studio. Kali ini Harrison yang minta keluar, dilanjutkan oleh kemarahan Lennon yang secara unilateral menyatakan ia sebagai pendiri membubarkan The Beatles. Dan, McCartney- lah yang mengakhiri petualangan The Beatles ketika mengajukan pembubaran melalui proses pengadilan tak lama setelah mereka merilis album terakhir, Abbey Road (1969).

Mereka sebenarnya berusaha mati-matian agar tetap bertahan, tetapi juga sadar mustahil menyatu kembali karena mulai mengepakkan sayap sendiri-sendiri. Mereka menyiapkan album solo dan memulai kehidupan pribadi dan keluarga masing- masing. Dan, mereka toh telah memberikan The White Album, karya yang sampai kini dikenal sebagai satu-satunya album The Beatles yang politis sekaligus individualistis.

SEBUAH HISTORY PANJANG

Eksis di tahun 60-an, The Beatles tumbuh menjadi sebuah ikon dalam budaya pop dunia. Mereka tak hanya berpengaruh secara musikal tetapi juga dalam penampilan dan sikap. Para remaja saat itu meniru habis-habisan, mulai dari model rambut hingga ke sepatu. Gaya seperti itu juga tak terbatas di Inggris dan Amerika tetapi juga merambat hingga ke Indonesia..
''The Beatles pertama kali masuk ke Indonesia sekitar tahun '63 lewat lagu I Saw You Standing There. Meski info yang kami terima hanya sedikit tetapi gaya The Beatles langsung mewabah di sini,'' kenang Abadi Soesman, musisi yang hingga kini tetap setia membawakan lagu-lagu The Beatles.

Dulu, cerita Abadi, kelompok The Beatles dikelola secara multisektor. Mereka tak hanya mengusung musik yang unik tetapi juga menawarkan penampilan yang tidak lazim. ''Di saat musik formal seperti instrumentalia dan pop merajai pasaran, mereka datang dengan komposisi lagu dan gaya panggung yang lain. Waktu itu The Beatles menjadi pelopor rambut gondrong berponi seperti model rambut perempuan,'' ujar Abadi yang pernah juga bergabung dengan God Bless dan Bharata Band.

Sayangnya musik The Beatles kemudian dilarang di Indonesia yang saat itu didominasi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Inilah salah satu kebiadaban PKI. Piringan hitam (PH), buku, dan majalah musik dibakar. Siapa yang meniru dandanan rambut dan pakaian Beatles, digunting di jalanan. Koes Bersaudara, pelopor grup rock 'n roll di Indonesia, ditangkap dan dijebloskan dalam penjara. Bahkan memainkan lagu Barat dilarang.

Info tentang Beatles kemudian menjadi 'barang' mewah yang hanya didapat oleh kalangan tertentu. ''Waktu itu kami mengenal lagu The Beatles lewat siaran radio Australia dan sesekali dari Majalah Time atau piringan hitam yang hanya dipunyai beberapa orang saja. Meski dilarang, saya tetap nekad main band bareng teman, dulu band saya namanya Irama Abadi. Kami sempat juga ditangkap Kodim saat mentas dan ditanyai macam-macam,'' kenang Abadi.

Begitu hebat pengaruh revolusi rock n' roll, rambut gondrong, serta dananan The Beatles lekas mewabah ke seluruh dunia. Di negara asal mereka, Inggris, The Beatles sempat juga ditentang habis-habisan oleh kalangan orang tua yang konservatif. Mereka dianggap telah menyebarkan virus rock n' roll yang membahayakan generasi muda Inggris.

Sejarah The Beatles sendiri berawal sekitar tahun '56 saat John Lennon yang masih berusia 16 tahun, membentuk band skiffle (sejenis musik folk tradisional) The Quarrymen. Tetapi musik skiffle bukan tujuan utama John, seperti remaja Liverpool lainnya ia ingin mengusung musik rock n'roll dan R&B. Niat John mulai terwujud setelah bertemu Paul McCartney setahun kemudian.

Sebenarnya musik R&B saat itu kurang populer di Inggris. Karya musisi AS seperti Chuck Berry, Little Richard, Buddy Holly, dan Elvis Presley sangat jarang terdengar di Inggris yang dikuasai kalangan konservatif. Apalagi di akhir tahun 50-an popularitas mereka menurun. Buddy Holly, Ritchie Valens, dan J.P. Richardson meninggal akibat kecelakaan pesawat terbang, Elvis masuk militer, dan Chuck Berry dipenjara selama dua tahun.

Tetapi di Liverpool musik R&B masih terdengar lewat rekaman yang dibawa para pelaut dari AS. Rekaman tersebut selalu diburu para remaja yang gemar meniru lagu-lagu mereka, salah satunya adalah para personil Quarrymen yang terdiri dari John (ritem gitar), Paul (ritem gitar), George Harrison (gitar), dan Stuart Sutcliffe (bas).

Nama The Quarrymen kemudian berganti menjadi John & The Moondogs, lalu Silver Beetles. Tak lama sebelum Pete Best (dram) bergabung (1960), mereka kembali berganti nama menjadi The Beatles. ''Kami sedang memeras otak ketika John tiba-tiba menawarkan nama Beatle. Nama itu bagus karena asalnya dari kata beetle (serangga) yang diplesetkan menjadi 'beat','' tutur George.

Bermodal lagu-lagu R&B milik Chuck Berry, Little Richard, Carl Perkins, dan Buddy Holly, The Beatles kemudian menggelar pentas di Hamburg, Jerman. Petualangan di Hamburg terpaksa harus berakhir saat George dideportasi karena masih di bawah umur dan mereka juga tidak memiliki visa pekerja.

Untungnya The Beatles sempat menggelar 30 pertunjukan selama di Hamburg. Jumlah jam terbang tersebut cukup untuk mendapat tanggapan dari publik Liverpool dan mereka dipercaya untuk tampil di Cavern Club. The Beatles lalu mulai membangun imej dengan dandanan mereka.

Potongan rambut karya Astrid Kirchherr, tunangan Stuart yang berkebangsaan Jerman, kemudian diikuti oleh semua personil Beatles. Model rambut agak gondrong dan berponi ini kemudian dikenal dengan sebutan 'mop top' karena memang agak mirip sapu ijuk.

''Suatu hari saya pergi berenang. Setelah keluar dari kolam dan mengeringkan rambut, rambut saya jatuh ke depan semua persis sapu (mop)... saya biarkan saja seperti itu. Dari situ orang menyebut potongan rambut tersebut sebagai potongan Beatles,'' cerita George dalam sebuah wawancara di tahun '64.

Bersama Stuart mereka kembali menggelar pentas di Hamburg. Bulan Juli tahun 1961, the Beatles kembali ke Inggris tanpa Stuart. Dia memutuskan untuk tinggal di Hamburg sebagai pelukis (tak sampai setahun kemudian Stuart meninggal akibat pendarahan otak).

Paul lalu beralih dari ritem gitar ke bas. Mereka kembali beraksi di Cavern Club, Liverpool, hingga bertemu Brian Epstein, mantan siswa Royal Academic of Dramatic Art di London yang pulang ke Liverpool untuk mengelola toko kaset ayahnya. ''Sebelum melihat penampilan The Beatles di Cavern Club saya sama sekali buta tentang manajemen artis pop. Ini dunia baru buat saya!'' tegas Brian yang pertama kali tertarik pada Beatles lewat lagu My Bonnie yang direkam di Hamburg bareng penyanyi Tony Sheridan.

Brian lalu menjadi manajer The Beatles dan saat itu ia mengubah habis-habisan dandanan mereka. Jaket kulit dan jeans ketat diganti dengan setelan Pierre Cardin berwarna abu-abu dan potongan rambut yang lebih rapi. Usaha Brian untuk mendapatkan kontrak rekaman bagi The Beatles berulang kali gagal. Pada tahun '62 produser George Martin tertarik dan merekrut mereka ke label Parlophone (EMI).

Pete Best yang dinilai permainan dramnya kurang memadai kemudian dipecat dan posisinya diisi Ringo Starr (Richard Starkey) mantan dramer Rory Strome And The Hurricane. Bersama Ringo mereka merekam dua single, Love Me Do dan P.S. I Love You yang langsung menjadi hit di Inggris. Setahun kemudian The Beatles merilis debut album Please Please Me ('63).

Single demi single terus mereka luncurkan, dalam jangka setengah tahun saja Beatlemania sudah bermunculan. Album Meet The Beatles (1964) kemudian menjadi album pertama yang populer di AS dan mengantarkan mereka menginjak bandara Kennedy, New York untuk pertama kali. Disaksikan 73 juta penonton televisi AS, The Beatles tampil pada acara Ed Sulivan Show. Dari berbagai interview, mereka berhasil membangun imej sebagai band yang smart, cuek, dan lucu. Kehadiran The Beatles di AS juga menandai era British Invasion dan memicu beatlemania.

''Tampil di acara Sunday Night at The Palladium, The Ed Sullivan Show, pergi ke Amerika dan merekam album nomor satu adalah sedikit di antara ambisi kami yang segudang,'' kata Paul. Padahal saat tampil di Palladium, John sempat menyindir kaum ningrat Inggris dengan ucapan, ''Buat penonton di kursi murah, silakan bertepuk tangan. Selebihnya cukup membunyikan perhiasan.''

Dalam jangka waktu dua tahun saja, The Beatles telah mencetak 26 single di Billboard Top 40 (termasuk 10 lagu nomor satu) dan tujuh album terbaik. Mereka terus menggelar tur keliling Eropa, Amerika Utara, Australia, dan Jepang. The Beatles juga merilis dua film hit, A Hard Day's Night dan Help!.

Pengaruh Bob Dylan dan The Byrds yang sukses dengan lagu-lagu folk rock kemudian memacu Beatles untuk merilis Rubber Soul ('65). Lirik lagu dalam Rubber Soul dinilai lebih introspektif dan lebih menonjolkan suara akustik, termasuk sitar. Selain lagu-lagu klasik yang ditulis John dan Paul (Norwegian Wood, Drive My Car, dan Michelle), George juga menulis lagu terbaiknya, If I Needed Someone.

Popularitas The Beatles terus menanjak hingga tahun 1966, saat sebuah majalah remaja, Datebook, mengutip perkataan John yang mengundang sensasi. ''Kini kami lebih populer dari Yesus. Saya tak tahu apa yang lebih utama, rock n'roll atau Kristen.'' Komentar ini mengundang aksi protes di mana-mana, terutama di bagian selatan AS. Album The Beatles dibakar, konser diboikot dan John menerima banyak ancaman pembunuhan.

Tekanan yang mereka terima akhirnya membuat John tampil meminta maaf secara resmi di Chicago. Tetapi ancaman pembunuhan terus berlangsung hingga akhir tur Amerika di bulan Agustus '66. Mereka lalu kembali ke Inggris untuk menggarap album Revolver. Saat itu karya-karya Paul terpengaruh oleh Beach Boys (Here, There, And Everywhere) dan Motown (Got To Get You Into My Life), sedangkan lagu George, Love To You terpengaruh musik India dan John... terpengaruh drugs!

Setelah merilis Revolver, mereka menyempatkan diri berlibur. Ringo kembali ke Surrey, George ke India untuk belajar sitar dan yoga, Paul menggarap soundtrack film indie The Family Way, dan John berakting di film How I Won The War (di sana untuk pertama kalinya John memakai kacamata bulat).

Tak sampai setahun, The Beatles kembali masuk studio rekaman. Lagu Strawberry Fields Forever yang diambil dari nama panti asuhan menjadi lagu pertama yang ditulis John untuk album Sgt. Pepper Lonely Hearts Club Band. Album ini dipenuhi gaya psychedelic dan menandai dimulainya era flower generation. Meski album ini sukses di pasaran, tetapi tanda-tanda keretakan The Beatles mulai terlihat.

Keadaan bertambah buruk setelah manajer mereka, Brian Epstein meninggal di tahun '67 akibat over dosis. Para personil The Beatles mulai mendirikan label rekaman dan butik sendiri, yang dua-duanya diberi nama Apple. Mereka juga mulai berguru pada Maharishi Mahesh Yogi yang mengajarkan meditasi dan spiritual India. Awal '68 The Beatles mengikuti Maharishi ke Rishikesh, India. Ringo cuma bertahan 10 hari, Paul 5 minggu, sedangkan John dan George bertahan sampai 2 bulan. Tetapi mereka kemudian menjauhi Maharishi setelah mendengar gosip sang guru menggoda artis Mia Farrow. Kejadian tersebut mengilhami John untuk menulis lagu Sexy Sadie yang semula akan diberi judul Maharishi.

Era double album bersampul putih yang populer dengan nama The White Album ('68) menandai dimulainya hubungan serius antara John dan Yoko Ono, sementara Paul mulai berkenalan dengan fotografer Linda Eastman. Saat itu pula mereka berkenalan dengan Eric Clapton lewat produser George Martin. Eric lalu bermain solo di nomor karya George, While My Guitar Gently Weep. Seminggu setelah White Album dirilis, John merilis album solo Two Virgin.

Setelah John dan Paul menikah di tahun '69, The Beatles kembali merilis album. Album Abbey Road mereka garap di tengah perselisihan tentang siapa yang pantas menjadi manajer. Paul menginginkan Lee Eastman, mertuanya yang seorang pengacara. Sedangkan John menghendaki posisi itu dipegang Allen Klein (manajer Rolling Stone). Sementara Ringo dan George berpihak pada John.

Abbey Road menjadi album terakhir The Beatles yang berisi materi lagu baru. Di sisi A mereka banyak menampilkan lagu pop rock, seperti Come Together, Oh Darling dan Something, sementara side B diisi lagu bergaya Sgt. Pepper yang inovatif dan bagus secara melodi.

Bulan April 1970, Paul merilis album solo McCartney, sekaligus mengumumkan bubarnya The Beatles. Sebulan kemudian album Let It Be yang berisi lagu-lagu lama, dirilis EMI dan diremixed oleh Phil Spector. Setelah itu para personil The Beatles sibuk bersolo karier. Sepeninggal John yang tewas ditembak penggemarnya (1980), Paul, George, dan Ringo sesekali bergabung untuk memproduksi kembali lagu lama mereka. Dan di tahun '95 lagu Free As A Bird dan Real Love yang berasal dari demo John, mereka sempurnakan dan direkam dalam The Beatles Anthology.

DISKOGRAFI :

Love Me Do (Single), 1962
In The Beginning/ The Early Tapes, 1962
With The Beatles, 1963
Please Please Me, 1963
Something New, 1964
Second Album, 1964
Meet The Beatles, 1964
Early Beatles, 1964
Beatles For Sale, 1964
A Hard Day's Night, 1964
Rubber Soul, 1965
Help!, 1965
Beatles '65, 1965
Yesterday and Today, 1966
Revolver, 1966
Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band, 1967
Magical Mystery Tour, 1967
Hello Goodbye (single), 1967
The White Album, 1968
Lady Madonna (single), 1968
Yellow Submarine (soundtrack), 1969
Abbey Road, 1969
Let It Be, 1970
Hey Jude, 1970
1962-1966 (Red Album), 1973
1967-1970 (Blue Album), 1973
The Beatles Tapes From The David Wiggs Interviews, 1976
Rock 'N' Roll Music vol.1 & 2, 1976
Love songs, 1977
Live In Hamburg 1962, 1977
Live At The Star Club, 1962 Vol. 1 & 2, 1977
Live At Hollywood Bowl, 1977
Rarities, 1980
20 Greatest Hits, 1981
Reel Music, 1982
Past Masters Vol. One and Two, 1988
Multiselection Boxed Set, 1988
Conquer America, 1988
First U.S. Visit, 1991
The Beatles Tapes I; In the Northwest, 1992
Talk Downunder, 1992
West Coast Invasion, 1993
Things We Said Today, 1993
The Beatles Live: Ready, 1993
Not A Second Time, 1993
Moviemania!, 1993
From Britain With Beat, 1993
East Coast Invasion, 1993
All Our Loving, 1993
The Beatles Tapes II; Early Beatlemania, 1994
Live at The BBC, 1994
Things We Said Today-Talking With The Beatles, 1995
The Beatles Tapes III; The 1964 World Tour, 1995
The Beatles Anthology: 1, 1995
Talk Downunder: Australia Beatlemania, 1995
Quote Unquote-The Sixties Interviews, 1995
Paul McCartney: Beyond The Myth, 1995
John Lennon Forever, 1995
In Their Own Words-The Lost..., 1995
Dark Horse:...George Harrison, 1995
The Savage Young Beatles In Hamburg 1961, 1996
The Beatles Anthology 2 & 3, 1996
Yellow Submarine Songtrack, 1999
The Legend Begins, 1999
Savage Young Beatles, 2000

The Beatles - Album Sgt Peppers Lonely Heart Club Band (1967)


The Beatles - Album Sgt Peppers Lonely Heart Club Band (1967)




















Review Berseri The Beatles (8)
Album Sgt Peppers Lonely Heart Club Band (1967)

Menjelang dirilis nya album Sgt Peppers Lonely Heart Club Band, yaitu pada akhir tahun 1966 dan awal tahun 1967, The Beatles sempat dilanda kelesuan. Bahkan ada yang menyangka jika band Liverpool ini sudah tamat. Ya, setelah merilis album Revolver dan konser terakhir di pertengahan tahun 1966, The Beatles memutuskan untuk mundur dari muka publik. Mereka sepakat melakukan hal itu karena musik yang mereka mainkan sudah tidak bisa dinikmati sendiri lantaran tenggelam teriakan histeria beatlemania, kecuali ketika mereka tampil di Budogan Jepang yang penonton nya sangat sopan dan tertib.
Usai menyelesaikan tour dan album nya, The Beatles sempat break beberapa bulan sejak pertengahan tahun 1966. Para personel nya menempuh jalan sendiri-sendiri. Paul mendapat job menggarap soundtrack film The Family Way. John Lennon mencukur cepak rambut nya dan mulai mengenakan kacamata nenek untuk berperan dalam Film How I Won The War. George Harrison yang kesengsem dengan budaya India sejak penggarapan Film Help ! memilih mengunjungi negeri gangga itu untuk mempelajari budaya timur India dan sitar India. Beriring dengan kedekatannya pada dunia mistis timur India, George mengubah penampilan dengan memelihara kumis sebagai simbol kedamaian hidup. Sedangkan Ringo Star memilih berlibur bersama istri dan anak nya.
Hingga bulan Desember 1966 menjelang hari natal, The Beatles belum merilis satu pun album dan singel. Pihak label kemudian merilis album kompilasi Oldies Collection yang hasilnya sangat mengecewakan. Pada album itu terdapat satu lagu yang pernah direkam tetapi belum pernah dirilis The Beatles, yaitu lagu "Bad Boy". Beruntung pada akhir bulan Desember 1966 itu sebenarnya The Beatles telah berkumpul di studio untuk menggarap album baru. Penggarapan album baru yang kemudian menjadi album monumental mereka itu ditandai dengan dirilisnya beberapa singel yaitu singel "Strawberry Field Forever"/ "Penny Lane", "Hello Goodbye"/ "I'm The Walrus", "Baby You're A Rich Man"/ "All You Need Is Love" pada awal tahun 1967. Singel-singel itu diproduksi saat menggarap album dahsyat tadi untuk memanjakan penggemarnya.
Ketika singel-singel tersebut dirilis, sudah terasa sekali perbedaan yang menyolok dari warna musik The Beatles. Bukan cuma sekedar penggunaan string orkestra seperti pada "Strawberry Field Forever", "All You Need Is Love", atau "Hello Goodbye", tetapi juga penggunaan alat musik oboe dan melibatkan vokal latar dari para rekan dekat The Beatles. Sebut saja ada Brian Jones dari The Rolling Stones yang memainkan oboe pada lagu "Baby You're A Rich Man", sedangkan Mick Jagger (The Rolling Stones), Keith Richard (The Rolling Stones), Mariane Faithful mengisi vokal latar.
Namun di balik penggarapan album Sgt Peppers Lonely Heart Club Band ini juga diwarnai konflik antara John dengan manajer Brian Epstein. Brian yang selama ini dianggap telah berjasa mengangkat popularitas The Beatles, direndahkan begitu saja oleh John. Sehingga membuat hidup Brian menjadi goncang dan dia menjadi konsumen obat bius. The Beatles seolah tidak peduli lagi dengan Brian Epstein. Mereka terus menyelesaikan album muktahir itu hingga dirilis pada bulan Juni 1967. Komposisi "Sgt Peppers Lonely Heart Club Band" menjadi pembuka album ini dan dibawakan oleh Paul dalam iringan musik funk bit mid tempo serta dibalut sound alat tiup. Bagian reffrain lagu ini kemudian menyajikan harmonisasi vokal Paul dan John.
Kemudian lagu ini disusul seolah seperti medley dengan lagu "With A Little Help From My Friends" yang dibawakan Ringo Star. Lagu ini tampil dalam kemasan swing pop mid tempo dan dilatari vokal John, Paul, George. Satu lagu yang menunjukkan sikap terkesan John pada lukisan karya Julian (putranya) juga ditunjukkan pada lagu "Lucy In The Sky With Diamond". Lagu ini terdengar mistis pada intro nya yang menyajikan sound denting piano elektrik sepanjang 4 bar dan langsung disusul vokal John di bagian verse beriring dengan dentaman bas. Kemudian lagu ini meluncur dalam irama funk bit mid tempo ketika masuk di bagian reffrain. Komposisi "Getting Better" disajikan dalam rock mid tempo yang mengandalkan patern rif gitar tetapi tidak rapat. Paul membawakan lagu ini diselingi suara tetabuhan conga di bagian jeda dan coda lagu. Paul juga terinspirasi dengan sebuah berita tentang hilang nya seorang gadis dari rumah nya dan diungkapkan dalam lagu "She's Living Home". Lagu yang terdengar kolosal ini dibuka dengan petikan harpa sepanjang 2 bar, lalu disusul dengan gesekan sound string orkestra.
Album ini juga menyisipkan satu lagu bernuansa India, "With In You Without You". Lagu tersebut dibawakan George Harrison sendiri dengan iringan para musisi India yang memainkan tabla, sitar India, tambura, serta tidak ketinggalan string orkestra. Paul juga mengenang kegemaran ayah nya yang dulu merupakan musisi jazz, lalu diungkapkannya dalam bentuk musik untuk lagu "When I'm Sixty Four". Namun mereka baru mencapai klimak nya ketika membawakan komposisi "Sgt Peppers Lonely Heart Club Band (reprise)" yang seolah nyambung dengan " A Day In The Life". Versi reprise dari "Sgt Peppers Lonely Heart Club Band" jauh lebih cepat tempo nya dengan memainkan rock up tempo. Sedangkan "A Day In The Life" tampil dengan gaya musik nan psychedelick. Vokal John seperti melayang-layang membayangkan kehidupan baru yang penuh kedamaian dihiasi musik nan nglangut, lalu Paul menambahkan bagian bridge nya. Lagu ini ditutup dengan sound string orkestra yang seolah berputar-putar semakin keras lalu denting piano secara serentak memainkan nada C minor sebagai gong nya.
Inilah album The Beatles yang banyak dikaji para kritisi musik sebagai album puncak dari kehebatan dan kedahsyatan The Beatles sebagai band pendobrak musik pop dunia. Selain itu bisa dikatakan sebagai album penanda muncul nya gejala musik progresif rock, walaupun Pink Floyd telah mendahului lewat album The Paper Get At Down, serta disusul setelah The Beatles adalah Jimmy Hendryx & The Experience lewat album Are You Experience. Cover album nya sendiri mencerminkan budaya psychedelick yang tengah menjadi model saat itu. Mereka mengenakan kostum mirip seorang perwira dengan dilatari foto-foto para tokoh terkenal, serta didepanya terdapat hiasan bunga-bunga termasuk bunga ganja yang membentuk tulisan The Beatles. Ya, masa itu merupakan masa kebebasan remaja mengkonsumsi ganja dan obat bius dan telah menjadi budaya terutama di kalangan kaum hippies.

Track list :
- Sgt Peppers Lonely Heart Club Band
- With A Little Help From My Friends
- Lucy In The Sky With Diamonds
- Getting Better
- Fixing A Hole
- She's Leaving Home
- Being For The Benefit of Mr Kite!
- With In You Without You
- When I'm Sixty Four
- Lovely Rita
- Good Morning Good Morning
- Sgt Peppers Lonely Heart Club Band (reprise)
- A Day In The Life

The Beatles - Album Revolver (1966)


The Beatles - Album Revolver (1966)


The Beatles
Album Revolver (1966)

Ketika The Beatles mulai dilanda kejenuhan tampil di muka publik. Selain itu mereka tengah menjadi incaran kaum penganut agama Kristen yang fanatik lantaran pernyataan pedas John Lennon : The Beatles Lebih Besar daripada Yesus Kristus, maka The Beatles merilis album yang materi nya tidak mungkin diusung di atas panggung. Namun sebenarnya materi album yang tidak bisa diusung di atas panggung sudah mulai dilakukan sejak album Rubber Soul (1965). Sedangkan materi album mereka berikut nya yang terangkum dalam album Revolver dan dirilis tahun 1966, benar-benar materi yang membutuhkan efek khusus dalam musik nya dan piranti yang tidak mungkin diusung di atas panggung.
Jika mereka membawakan lagu "Taxman" nya George Harrison yang beraroma India tetapi dikemas dalam alunan irama soul up tempo, toh bukan pekerjaan yang rumit. Namun ketika membawakan "Eleanor Rigby" yang dibalut dengan gesekan cello nan up tempo, tentu mereka akan kerepotan. Karena lagu ini tanpa diiringi petikan gitar. Bandingkan dengan "Yesterday" yang masih bisa ditutupi dengan petikan gitar akustik Paul ketika dibawakan di atas panggung. Atau komposisi "Love You To" yang tampil dalam irama gangga (musik India) dan tentu saja mengharuskan mereka mengusung musisi India, Anil Baqwat untuk memainkan tabla.
Album Revolver menjadi pemicu atau penyulut gebrakan revolusi musik dunia yang kemudian akan meledak di album Sgt Peppers Lonely Heart Club Band (1967). Selain memasukkan unsur musik India dalam lagu "Taxman", "Love You To", "She Said She Said", dan "Tomorrow Never Knows", mereka juga mengusung sound alat tiup untuk lagu "Got To Get You Into My Life" , "Yellow Submarine", atau "For No One". Lagu "Tomorrow Never Knows" sendiri menyisipkan sound-sound nglangut yang belum pernah diperoleh di album-album The Beatles sebelum nya.
Jika George asyik bereksperimen dengan musik India, John menikmati lagu nan nglangut, maka Paul memilih menyajikan lagu-lagu pop yang romantis. Komposisi "Here There and Everywhere" merupakan lagu karya nya yang terinspirasi musikalitas Beach Boys ketika Paul bertandang ke rumah John. Sementara itu Ringo untuk kali pertama membawakan satu lagu yang menjadi andalan sekaligus judul film animasi The Beatles berjudul "Yellow Submarine". Lagu ini sempat menjadi singel hits namun hasil nya tidak begitu mengembirakan seperti singel-singel The Beatles lainnya.

Track list :
- Taxman
- Eleanor Rigby
- I'm Only Sleeping
- Love You To
- Here, There and Everywhere
- Yellow Submarine
- She Said She Said
- Good Day Sunshine
- And Your Bird Can Sing
- For No One
- Doctor Robert
- I Want To Tell You
- Got To Get You Into My Life
- Tomorrow Never Knows

The Beatles - Album Rubber Soul (1965)


The Beatles - Album Rubber Soul (1965)


The Beatles (6)
Album Rubber Soul (1965)

Progresifitas musik The Beatles pada album ini semakin terasa. Penggunaan sitar India yang masih terdengar sederhana pada lagu berbirama 6/8 "Norwegian Wood" sampai menggelar sound rif-rif gitar pada lagu rock berjudul "Think For Your Self", bisa disimak pada album ini. Seperti biasa mereka memasukkan unsur soul mid tempo pada lagu "Drive My Car", "You Won't See Me", "The Word", "If I Needed Someone". Atau karakter pop pada lagu "Nowhere Man". Juga tidak ketinggalan komposisi melankolik pada "Michelle", "Girl", atau "In My Life".
Album ini menjadi kesempatan bagi George untuk menunjukkan semangat progresifitas musik nya dengan membuat lagu melawan arus dari karakter musik The Beatles yaitu "Think For Your Self" dan " If I Needed Someone". Khusus pada lagu " If I Needed Someone" sound-sound sitar dan bernuansa etnik India sudah mulai ditunjukkan. Bahkan pada bagian jeda lagu "Drive My Car", George telah berani memasukkan sound-sound slap sitar India, meski itu dihasilkan dari permainan gitarnya. Album ini juga menjadi saksi kolaborasi komposer utama The Beatles yaitu John dan Paul dengan Ringo Star. Ketiga The Beatles itu bersama-sama menggarap lagu yang dibawakan Ringo berjudul "What Goes On" dalam musik berbirama 2/4 up tempo.

Track list :
- Drive My Car
- Norwegian Wood (This Bird Has Flown)
- You Wan't See Me
- Nowhere Man
- Think For Yourself
- The Word
- Michelle
- What Goes On
- Girl
- I'm Looking Through You
- In My Life
- Wait
- If I Needed Someone
- Run For Your Life

The Beatles - Album With The Beatles


Review Berseri : The Beatles - Album With The Beatles (1963)


The Beatles
Album With The Beatles (1963)

The Beatles semakin menunjukkan kehebatannya sebagai band pop dan rock n roll generasi terbaru tahun itu (1963). Setelah sukses dengan album Please-Please Me (1963) berikut singel-singel mereka macam "Love Me Do", "P S I Love You", "Please-Please Me", hingga "From Me To You", maka album kedua The Beatles berjudul With The Beatles ini lebih menunjukkan kualitas nya dari pada album kedua. Gaya musik mereka jauh lebih keras dan rock n roll ketimbang album pertama. '
Simak lagu "It Won't Be Long", "All My Loving", "Hold Me Tight", "Please Mr Postman", "Money (That's Want I Want)", "Little Child", hingga "Roll Over Beethoven", mereka bawakan dengan semangat rock n roll. Pada album ini George Harrison sebagai musisi yang paling progresif diantara personel The Beatles lainnya, mencoba menyuguhkan sesuatu karakter musik berbeda dari kebiasaan The Beatles. Pengaruh nada-nada mistis yang condong ke India, walaupun saat itu dia belum study musik ke India, sudah terasa pada nada-nada lagu "Don't Bother Me". Kelak mulai album ini hingga album berikut nya, karya-karya George Harrison seolah terkesan tampil beda dari kebiasaan The Beatles. Dia lebih menyukai menggarap lagu sendiri, dan kelak menggarap musik sendiri bersama musisi tambahan dari luar. Sayang, progresifitas karya George Harrison masih tertutup kepopuleran karya-karya Lennon / Mc Cartney. Kemudian George menumpahkan kekesalannya pada lagu "Only Nothern Song" pada sesi rekaman album Sgt Peapers Lonely Heart Club Band (1967). Nothern Song adalah perusahaan yang menaungi karya Lennon / Mc Cartney.
Pada album ini The Beatles membawakan satu lagu yang kemudian dihadiahkan pada The Rolling Stones. Judul lagu tersebut adalah "I Wanna Be Your Man" yang dibawakan Ringo Star dalam karakter vokal nan tebal dan datar. Album ini juga menyajikan cover yang lebih nyeni daripada album sebelumnya. Para personel The Beatles tampil dengan tatanan rambut poni nya dan wajah mereka terlihat sebagian.

Track list :
- It Won't Be Long
- All I've To Do
- All My Loving
- Don't Bother Me
- Little Child
- Till There Was You
- Please Mister Postman
- Roll Over Beethoven
- Hold Me Tight
- You Really Got A Hold on Me
- I Wanna Be Your Man
- Devil in Her Heart
- Not A Second Time
- Money (That's What I Want)

Album Please Please Me


The Beatles - Album Please Please Me

The Beatles (
Album Please - Please Me (1963)

The Beatles memulai karier di jagad musik rock n roll dan pop sebagai band yang kerap malang melintang di pentas-pentas klub malam. Mereka saat itu masih berlima terdiri dari : John Lennon (vokal/gitar), Paul Mc Cartney (vokal/gitar), Stuart Sutclife (bas), George Harrison (gitar/ vokal), dan Pete Best (drum). Seiring dengan waktu ketika mereka menjadi band amatiran atau band panggung dari tahun 1960 - 1962 terjadi perubahan formasi. Stu yang memilih menjadi seniman lukis akhirnya digantikan posisi nya oleh Paul. Sedangkan Pete Best yang permainannya dianggap biasa-biasa saja oleh George Martin, produser dari Parlophone (kemudian menjadi produser The Beatles), posisi nya digantikan Ringo Star dari grup Rory Storm & The Huricane. Maka tiba kesempatan bagi The Beatles untuk merekam debut album nya dalam formasi berempat : John Lennon (vokal/ gitar), Paul Mc Cartney (vokal/ bas), George Harrison (vokal/ gitar), dan Ringo Star (drum/ vokal).
Usai melepas singel "Love Me Do"/ "PS I Love You" pada akhir tahun 1962, maka mereka mendapat kesempatan merekam debut album berjudul Please-Please Me pada awal tahun 1963. Album ini berisi 14 lagu dengan kadar musik yang masih biasa-biasa saja. Ada rasa pop, rock n roll, atau swing. Pengaruh kebesaran The Everly Brothers, Elvis Presley, dan biang rock n roll Chuck Berry sangat terasa di album ini. Ibarat manusia, mereka masih seperti bayi yang merambat jalannya walaupun telah menjadi band panggung terkenal di Inggris dan Hamburg. Komposisi "I Saw Her Standing There", "Boys", "There's A Place", hingga "Twist and Shout" mencoba membuktikan bahwa mereka terimbas ikon-ikon rock n roll mulai dari Elvis Presley, hingga Chuck Berry. Pakem rock n roll yang mereka mainkan masih mengekor ikon-ikon rock n roll itu, dalam arti mereka masih mencari jati diri sebagai band yang baru terjun ke dunia rekaman merilis album. Sedangkan influence dari Everly Brothers terletak dari harmonisasi vokal mereka nan manis. Vokal John yang cenderung datar dan serak dipadukan dengan vokal Paul yang sengau tetapi kerap menampilkan nada-nada tinggi, menjadi karakter tersendiri bagi The Beatles.
Sementara itu hentakan swing terasa pada komposisi "Love Me Do" yang lirik nya terdengar biasa-biasa saja. George Martin sebenarnya kurang menyukai lirik lagu tersebut yang terkesan mirip kumpulan ucapan cinta dalam kartu Valentine. Namun apa boleh buat bahwa singel ini mampu mencuri perhatian pecinta musik saat itu dan mengantarkan album Please-Please Me sebagai debut album terbaik mereka. Di Amerika, album ini baru dirilis pada tahun 1964 dengan judul Introducing The Beatles, karena pada tahun itu The Beatles mulai menjamah negeri paman sam. Sebelumnya, mereka hanya sebatas dikenal di Inggris.

Track List :
- I Saw Her Standing There
- Misery
- Anna (Go to Him)
- Chains
- Boys
- Ask Me Why
- Please - Please Me
- Love Me Do
- PS I Love You
- Baby Its You
- Do You Want To Know A Secret
- A Taste of Honey
- There's A Place
- Twist and Shout

the beatles album help


The Beatles Album Help ! (1965)







Album Help ! merupakan album yang menjadi cetak biru bagi kejayaan band asal Liverpool ini. Mereka kembali membawakan karya-karya nya tanpa harus kompromi dengan karya orang lain. Selain itu album ini juga mulai menunjukkan progresifitas musik The Beatles yang menggejala. Sebagai contoh penggunaan sound yang terdengar mistis padahal hanya menggunakan petikan gitar pada lagu "Ticket To Ride" serta hentakan drum Ringo yang tak lazim dalam lagu itu. Selain itu mereka mulai menyajikan musik rock n roll yang sedikit condong ke post punk, karena saat itu musik post punk tengah menggejala pula lewat kehadiran band brutal asal Inggris, The Who dalam komposisi " My Generation". Komposisi yang sedikit post punk ini bisa disimak pada "Help !". Meski musik nya nggak sekasar "My Generation" nya The Who, namun lagu ini memiliki karakteristik irama yang nyaris mirip dengan band nya Roger Daltrey itu.
Album ini juga mulai menunjukkan gejala pengaruh psychedelick seperti pada lagu "You've Got To Hide Your Love Away" atau "I Need You" . Sound-sound yang nglangut mulai terdengar pada kedua lagu itu berasal dari permainan slap gitar George Harrison. Namun yang tidak boleh dilewatkan pada album ini adalah komposisi "Yesterday". Lagu yang semula berjudul "Scramble Eggs" ini adalah 100% karya Paul dan dinyanyikan sendiri oleh Paul tanpa kehadiran rekan-rekannya. Ihwal tercipta nya lagu muktahir ini berawal ketika suatu malam Paul tak dapat memejamkan mata nya untuk tidur. Lalu dia lari memainkan piano yang secara tiba-tiba mendapatkan nada-nada indah dari permainannya. Saat itu Paul belum yakin bila itu lagu ciptaannya. Dia lalu memperdengarkan pada siapa pun, namun tidak ada satu pun yang pernah mendengar lagu itu. Artinya, lagu itu memang bukan jiplakan dari lagu milik penyanyi lain. Setelah lirik lagu nya rampung, lagu yang kemudian berjudul "Yesterday" segera direkam oleh Paul di studio. Namun tak seorang pun personel The Beatles selain Paul yang hadir saat akan rekaman lagu itu. Terpaksa Paul meminta bantuan empat pemain cello untuk mengiringi nya membawakan lagu itu. Melalui permainan gitar akustik nya Paul lalu mendendangkan lagu yang kelak dibawakan beberapa penyanyi/ grup di seluruh dunia itu, sembari diiringi gesekan cello dari empat personel cabutan.
Sama halnya dengan album A Hard Days Night, album Help ! merupakan album yang dirilis bersamaan dengan rilis film Help !. Film kedua The Beatles ini jauh lebih bermutu daripada film pertama. Pasalnya, alur cerita nya cukup jelas. Yaitu gerombolan penganut sekte dari India yang mengincar keberadaan cincin keramat di jemari nya Ringo Star. Maka film berbalut komedi ini dari awal hingga akhir cerita menyajikan ulah konyol para personel The Beatles dikejar-kejar penganut sekte di India. Para penganut sekte itu meminta kepada orang yang mengenakan cincin keramat, harus dikorbankan kepada dewa. Tentu saja Ringo ogah menjadi korban dan dibantu ketiga rekannya melarikan diri dari kejaran kelompok sekte tadi. Ketika penggarapan film ini, The Beatles mulai berkenalan dengan alat musik sitar India dan kelak George Harrison yang serius mempelajari alat musik petik itu pada musisi India, Ravi Shankar (ayahnya penyanyi jazz, Norah Jones).

Track list :
- Help !
- The Night Before
- You've Got To Hide Your Love Away
- I Need You
- Another Girl
- You're Going To Lose That Girl
- Ticket To Ride
- Act Naturaly
- It's Only Love
- You Like Me Too Much
- Tell Me What You See
- I've Just Seen A Face
- Yesterday
- Dizzy Miss Lizzy

Monday, February 28, 2011

paul mccartney


Paul McCartney

Paul McCartney

Paul McCartney ketika konser di Praha, 2004
Latar belakang
Dilahirkan dengan nama James Paul McCartney
Genre Musik rock, pop rock, psychedelic rock, experimental rock, rock and roll, classical, pop
Pekerjaan penyanyi-penulis lagu, musikus, artis, aktivis
Instrumen Gitar bass, gitar, piano, keyboards, drums, mandolin, vokal
Tahun aktif 1957—sekarang
Label Hear Music
Apple Records
Parlophone Records
Capitol Records
Columbia Records
EMI Music Group
Dipengaruhi oleh The Beatles, The Fireman, The Quarrymen, Wings
Situs web www.paulmccartney.com
Instrumen khusus
Hofner 500/1
Rickenbacker 4001S
Gibson Les Paul
Epiphone Casino
Epiphone Texan

Sir Paul McCartney, KBE (lahir di Liverpool, Inggris, 18 Juni 1942; umur 68 tahun) merupakan penyanyi berkebangsaan Inggris. Ia terkenal sebagai salah satu personil The Beatles. Bersama John Lennon di dekade 1960an, ia membentuk partnership pencipta lagu paling sukses. Ia masih aktif bermusik dan sebagai musikus hingga kini, pendapatannya adalah salah satu yang tertinggi di Inggris. Setelah The Beatles bubar, McCartney bersama istrinya, Linda McCartney membentuk grup musik Wings yang cukup sukses di medio tahun 1970an. Setelah Wings bubar, ia bersolo karier hingga sekarang.

Pada Guinness Book of Records, McCartney tercatat sebagai musisi dan pencipta lagu tersukses sepanjang masa dengan 60 platinum dan penjualan singel 100 juta. Lagu 'Yesterday' yang ditulisnya pada tahun 1964 menjadi lagu yang paling sering dinyanyikan kembali dan diputar di radio Amerika Serikat.

McCartney juga aktif dalam kegiatan pembelaan hak hewan dan vegetarianisme, terutama dalam PETA, bersama istri dan anak-anaknya. Ia juga menulis, seperti dalam buku kumpulan puisi dan liriknya 'Blackbird Singing', dan juga seorang pelukis.

Daftar isi

1942-1957

James Paul McCartney lahir di Walton General Hospital di Liverpool, Inggris, tanggal 18 Juni 1942. Ibunya, Mary, bekerja sebagai perawat di rumah sakit tersebut. McCartney memiliki seorang adik laki-laki, Michael, yang lahir pada tanggal 7 Januari 1944. McCartney dibaptis dalam agama Katolik Roma, namun dibesarkan tanpa pengaruh kental agama tersebut, karena ibunya seorang Katolik Roma dan ayahnya, James 'Jim' McCartney, adalah seorang Protestan yang kemudian menjadi agnostik. McCartney memiliki keturunan Irlandia.

Di tahun 1947, ketika McCartney berusia lima tahun, ia masuk ke Stockton Wood Road Primary School, kemudian Joseph Williams Junior School, dan kemudian lulus ujian di tahun 1953. Ia adalah salah satu dari empat orang yang lulus ujian tersebut, dengan 90 orang pendaftar, yang kemudian menempatkan dia di Liverpool Institute, institut yang cukup bergengsi di Liverpool.Ia bertemu dengan George Harrison pada bus menuju ke Institut, karena Harrison tinggal di dekatnya.

Di tahun 1955, keluarga McCartney pindah ke Forthlin Road nomor 20 di Allerton, yang kini dimiliki oleh National Trust. Mary McCartney wafat di tahun 1956, ketika McCartney masih berusia 14 tahun. Peristiwa ini yang kemudian membuat McCartney 'terhubung' atau 'merasa dekat' dengan John Lennon, yang ibunya wafat ketika Lennon berusia 17 tahun.

Ayah McCartney adalah seorang peniup terompet dan juga pianis, yang memimpin 'Jim Mac's Jazz Band' di tahun 1920an, dan mendidik kedua anaknya dengan musik. Jim memiliki piano di rumahnya, dan kakek McCartney, Joe, bermain tuba. Jim pernah membelikan putranya terompet, namun ketika musik skiffle populer di Liverpool, McCartney menukarnya dengan gitar akustik Zenith..

McCartney menemukan bahwa ia kidal ketika ia terus kesulitan bermain dengan tangan kanan. McCartney menulis lagunya yang pertama 'I Lost My Little Girl' dengan gitar Zenithnya, dan menggunakan gitar ayahnya saat menulis lagu-lagu pertamanya dengan John Lennon. Ia kemudian bermain piano dan menulis 'When I'm Sixty-Four', yang kemudian menjadi salah satu lagu The Beatles di album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band yang terkenal. Ayahnya menyarankan untuk mengambil pelajaran musik, yang dituruti oleh McCartney. Namun McCartney kemudian menyadari bahwa ia lebih mampu belajar 'dengan telinga' dan tidak pernah memperhatikan kelas musiknya.

[sunting] 1957-1960 : The Quarrymen & The Silver Beetles

McCartney bertemu John Lennon untuk pertama kalinya saat ia melihat Lennon dan bandnya Quarrymen tampil di Woolton, di tanggal 6 Juli 1957. Mereka pun mulai bersahabat, dan Lennon menerima McCartney dalam Quarrymen. Pada awal persahabatan mereka, bibi Lennon, Mimi Smith, tidak menyukai McCartney karena ia berasal dari kelas pekerja. Sementara, ayah McCartney berkata pada putranya bahwa Lennon akan 'membawanya pada masalah' walaupun pada akhirnya Jim McCartney mengizinkan Quarrymen berlatih di kamar depan rumahnya.

McCartney membentuk suatu partnership yang akrab dengan Lennon, dan mereka berkolaborasi dalam banyak lagu. Ia meyakinkan Lennon untuk mengizinkan Harrison bergabung dengan Quarrymen. Harrison pun bergabung sebagai lead guitarist, diikuti oleh teman Lennon, Stuart Sutcliffe di bass, yang tidak disetujui McCartney karena Sutcliffe tidak memiliki kemampuan bermusik yang baik. Hingga bulan mei tahun 1960, mereka telah mencoba beberapa nama, termasuk The Silver Beetles. Band itu menjadi The Beatles saat mereka tampil di Hamburg, di tahun 1960.

The Beatles

Quarrymen berganti nama beberapa kali, hingga bernama 'The Beatles', nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams, manajer mereka saat itu, memperoleh kontrak dengan sebuah klab di Hamburg untuk band yang saat itu beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe, dan Pete Best (drummer). Ayah McCartney ragu untuk mengizinkan McCartney yang masih remaja, hingga ia mengatakan bahwa ia akan memperoleh 2 pounds dan 10 shillings per hari. Penghasilan ini lebih dari penghasilan Jim, hingga akhirnya sang ayah mengizinkan McCartney pergi ke Hamburg.

Di Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab malam yang kotor, dan tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya. Namun kemudian mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih di bawah umur untuk bekerja di sana.

Sekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab inilah The Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show mereka selalu ramai dan panjang antriannya. McCartney mulai menulis lagu bersama dengan Lennon. Namun tak lama kemudian, di paruh akhir tahun 1961, The Beatles kembali ke Hamburg dan merekam 'My Bonnie' bersama Tony Sheridan. Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr, ketika The Beatles akan pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass. Beberapa bulan kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.

The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini, pada bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein menyaksikan penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik NEMS di Liverpool, yang mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya menanyakan rekaman 'My Bonnie' yang direkam band ini bersama Tony Sheridan. Epstein terpesona melihat penampilan The Beatles, dan kemudian menjadi manajer band ini. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman, dan berulang kali ditolak, seperti di Decca Records.

Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada di bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang diberikan Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap kurang berkompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya Richard Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnay bergabung dengan Rory Storm & the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel 'Love Me Do' yang langsung mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris. Singel mereka yang kedua, 'Please Please Me', menjadi singel pertama mereka yang mencapai peringkat teratas di tangga lagu.

Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka mencapai peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun 'I Wanna Hold Your Hand' di tahun 1964 adalah singel pertama yang berhasil menembus industri musik Amerika Serikat, sekaligus mengawali apa yang disebut sebagai 'British Invasion'. Sejak saat inilah musik The Beatles tersebar ke seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana, terkenal di setiap penjuru. Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat fanatik, yang mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans membuat The Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di atas panggung.

Lennon dan McCartney sendiri semakin mapan sebagai partnership penulis lagu yang amat sukses. Mereka berdua menciptakan mayoritas lagu-lagu The Beatles. Mereka biasanya membutuhkan satu atau dua jam untuk menulis sebuah lagu, dan biasanya mereka menulis di kamar hotel setelah konser, di Wimpole Street, Cavendish Avenue, atau di Kenwood (rumah John Lennon). McCartney juga menulis lagu untuk artis lain, seperti Billy J. Kramer, Cilla BLack, Badfinger, dan Mary Hopkin. Yang mungkin paling diingat publik adalah dua lagu hit yang ditulisnya untuk Peter & Gordon. Peter adalah saudara Jane Asher, pacar McCartney saat itu.

McCartney sering pergi ke klab-klab malam sendirian, menonton kabaret, makan dan berdansa hingga pukul 4. McCartney sering mendapat perlakuan istimewa ke manapun mereka berada, yang biasanya diterimanya dengan senang hati. Ia bahkan pernah menerima tawaran seorang polisi yang ingin memarkir mobil McCartney. McCartney kemudian sering mengunjungi klab judi setelah pukul 4, seperti 'The Curzon House' dan sering bertemu Brian Epstein di sana. Kemudian ia berpindah ke 'the Scotch of St. James' di 13 Masons Yard. Ia juga sering pergi ke klab 'The Bag O' Nails' di Kingly Street, di Soho, London, di mana ia bertemu Linda Eastman.

Di tahun 1966, akhirnya The Beatles memutuskan untuk berhenti mengadakan konser. Selain karena begitu ributnya penonton sehingga musik mereka menjadi tidak terdengar jelas, musik The Beatles juga telah menjadi amat berkembang sehingga tidak dapat dimainkan secara langsung dengan teknologi pertunjukan live di masa itu. McCartney menjadi beatle terakhir yang menyetujui usulan itu. Keputusan ini ditanggapi secara luas di dunia, yang menyangsikan kelanjutan band ini. Namun The Beatles menjawabnya dengan album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band di tahun 1967, yang hingga kini masih diakui banyak kalangan sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa.

McCartney adalah beatle pertama yang ikut serta pada proyek musik di luar grup tersebut, ketika ia menulis lagu-lagu untuk film 'The Family Way' di tahun 1966. Soundtracknya kemudian dirilis sebagai album dan memenangkan Ivor Novello Award untuk 'Lagu Tema Instrumental Terbaik', mengungguli musisi jazz ternama Mike Turner. McCartney menulis lagu dan memproduksi artis-artis lain, seperti Mary Hopkin, Badfinger, dan the Bonzo Dog Band, dan di tahun 1966 ia diminta untuk menulis lagu untuk produksi National Theatre, As You Like It dari William Shakespeare, namun ia menolaknya.

Setelah kematian Epstein di tahun 1967, McCartney mengambil alih kepemimpinan band itu dari Lennon. McCartney lah yang menggagas album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band, film Magical Mystery Tour, film animasi Yellow Submarine, dan juga konsep serta pemfilman album Let It Be.

McCartney kemudian berusaha untuk meyakinkan Lennon, Harrison dan Starr untuk kembali mengadakan konser, namun ketiga anggota lain tidak menyetujuinya. Walaupun Lennon telah meninggalkan grup itu di bulan September 1969, dan Harrison serta Starkey telah meninggalkan grup itu beberapa kali, McCartney adalah orang pertama yang mengumumkan pada publik bubarnya The Beatles di tanggal 10 April 1970 - seminggu sebelum merilis album solonya, McCartney. McCartney mengajukan tuntutan hukum di tanggal 31 Desember 1970, menuntut pembubaran partnership The Beatles secara legal oleh pengadilan.

Wednesday, February 16, 2011

Illuminati | Organisasi Super Rahasia Yahudi

Illuminati adalah sebuah organisasi persaudaraan rahasia kuno yang pernah ada dan diyakini masih tetap ada sampai sekarang, walaupun tidak ditemukan bukti - bukti nyata tentang keberadaan organisasi persaudaraan ini sampai saat ini. Kata Illuminati dapat diterjemahkan sebagai "Pencerahan Baru".

Para pengikut Illuminati disebut "Illuminatus", yang berarti "Yang Tercerahkan". Illuminati sebelumnya bernama Ordo Perfectibilists, yang didirikan oleh Adam Weishaupt (1748-1811), seorang keturunan Yahudi yang lahir dan besar di Ingolstadt, dan memiliki latar belakang pendidikan sebagai seorang Jesuit. Adam Weishaupt lalu menjadi seorang pendeta Katolik dan selanjutnya mengorganisasi House of Rothschild.

Pada perkembangan selanjutnya, ia beserta organisasi yang dipimpinnya, Illuminati, memiliki pandangan-pandangan yang menyimpang (bid'ah) dari ajaran resmi gereja Katolik, sehingga ia diekskomunikasi (dilarang mengajarkan pahamnya) oleh gereja dan dikeluarkan dari kelompok gereja kristiani-Katolik. Illuminatus adalah individu - individu yang mencari jawaban dan penjelasan rasional dengan apa yang disebut "Agama sebagai misteri Tuhan". Menurut mereka, dengan penjelasan logis ilmu pengetahuan tidak ada lagi misteri Tuhan karena semua ada jawabannya.

Dalam novel "Angels and Demon" karya Dan Brown; Salah seorang Illuminatus yang terkenal adalah Galileo Galilei, seorang ahli antropologi yang dihukum pancung oleh gereja akibat membuat pernyataan bahwa pusat alam semesta bukan bumi, melainkan matahari. Pernyataan tersebut dianggap menyinggung gereja, karena secara tidak langsung menyatakan bahwa Tuhan dengan sengaja menempatkan pusat kehidupan di planet lain. Dalil Galilei tersebut juga sekaligus membantah doktrin gereja pada saat itu bahwa Bumi berbentuk datar. Sejak saat itu Illuminatus terus diburu oleh para kaum gereja. Saat pihak geraja menenmkan anggota Illuminati, mereka ditangkap lalu diberi cap salib di dada mereka, baru kemudian dibunuh. Anggota Illuminati kemudian bergerak dari bawah tanah sebagai sebuah kelompok rahasia yang paling dicari oleh gereja. Para Illuminatus yang melarikan diri kemudian bertemu dengan kelompok rahasia lainnya yaitu kelompok ahli batu yang bernama Freemasonry atau lebih sering disebut sebagai kelompok Mason.

Perkembangan Illuminati

Sejak bergabung dengan kelompok Freemasonry, illuminati menjadi semakin kuat karena dibantu oleh jaringan kelompok Freemasonry yang sepertinya tidak menyadari telah dijadikan alat transportasi aman oleh illuminati. Illuminati terus diburu oleh gereja. Mereka dicap sebagai penganut paham Luciferian Conspiracy, dikarenakan mereka, sama seperti halnya Freemasonry, memiliki ritual pemujaan kepada "Sang Arsitek Agung" / "The Great Architect", yang dilambangkan oleh mereka berupa "The Wholeseeing-Eye" atau "Mata tuhan" (diambil dari legenda mesir); yang merupakan simbol dari Lucifer (sebutan setan dalam tradisi kristiani).

Sejak 1782 gerakan Illuminati menyebar dari Denmark sampai ke Portugal, bahkan lebih jauh lagi. Orang-orang Inggris yang terilluminasi bergabung dengan orang-orang Amerika membangun Loji Columbia di kota New York pada tahun yang sama. Seorang bangsawan muda Rusia, Alexander Radischev, bergabung di Leipzieg, dan menyebarkan doktrinnya ke kampung halamannya di St. Petersburg. Di Lisabon seorang penyair bernama Claudio Manuel da Costa menjadi anggota, dan ketika hijrah ke Brazil ia mendirikan sebuah cabang dengan dibantu dua orang dokter dari Ouro Preto, Domingos Vidal Barbarosa dan Jose Alvares Maciel.

Pada tahun 1788 trio ini melancarkan pemberontakan Illuminati yang pertama, Inconfidencia Mineira, tetapi pemberontakan itu ditumpas ketika baru saja berputik oleh raja muda Marquis de Barbacena. Hingga saat ini, mereka berjuang secara diam-diam melawan dan berusaha meruntuhkan gereja katolik roma, yang dianggap melambangkan kekuasaan dari Yesus Kristus, musuh Lucifer.

Kelompok ini bisa disimpulkan sebagai sekumpulan money-holders dunia yang berkeinginan untuk menguasai dunia dengan menggunakan cara menciptakan kekacauan untuk menjadikan orang bersikap taat dan tunduk yang direkayasa melalui kejahatan, menciptakan masalah moneter, merekayasa anak-anak untuk tidak patuh kepada orang tuanya, mengambil alih pendidikan serta perekonomian sebuah negara, termasuk juga agama.

David Icke menyatakan bahwa "Illuminati, adalah sebuah persekongkolan yang mengendalikan arah perjalanan dunia, bersifat genetic hybrids, sebagai hasil percampuran . . . [dan] oleh karena itu mengapa keluarga-keluarga aristokrat Eropa dan kerajaan melakukan interbred secara sangat obsesif, seperti Keluarga-keluarga Amerika Serikat yang disebut dengan Eastern Establishment yang memunculkan para pemimpin Amerika. Setiap pemilihan presiden semenjak George Washington dalam 1789 sampai sekarang telah dimenangkan oleh kebanyakan calon yang berketurunan orang Eropa [9] Illuminati, menurut Icke, adalah Aobsessed dengan simbolisme dan ritual-ritual. Arahan-arahan mereka yang utama bersifat menakutkan

Wednesday, January 26, 2011

pengobatan ganguan keseimbangan (vertigo)

Ada beberapa pengobatan gangguan keseimbangan (pada telinga) selain obat-obat yang diminum, yaitu rehabilitasi/fisioterapi dalam hal ini latihan gerakan kepala dan badan. Pertama kali umumnya harus dibantu oleh dokter untuk melakukannya.

Di sini saya membicarakan latihan terapi gangguan keseimbangan/vertigo akibat perubahan posisi kepala ( istilah medis : BPPV - Benign Paroxysmal Positional Vertigo ).

Ada beberapa latihan yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque maneuver, Semont Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise (saya belum menemukan istilahnya dalam bahasa Indonesia). Dari beberapa latihan ini kadang memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.

Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT atau Semont Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff exercise.

Latihan CRT / Epley manouver :

7507a4-fig3

Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguan keseimbangan / vertigo telinga kiri ) (1), kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang.

Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360′, mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke posisi semula.

Latihan Semont Liberatory :

9ff3

Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.

Latihan Brand-Darroff exercise :

nr551625

Keterangan Gambar :

Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.

Mungkin ada yang bertanya, apasih gunanya gerakan kepala dan badan itu, mungkin kalau saya terangkan akan membuat kepala jadi mumet /vertigo, tapi itu adalah gerakan yang telah dilakukan penelitian dan telah berhasil.

Sebaiknya juga harus diperiksakan terlebih dahulu untuk memastikan penyebab vertigo / gangguan keseimbangannya.

Thursday, January 13, 2011

KISAH HIDUP MUSISI TERBAIK

Kisah Hidup John Lennon, Musisi Yang Patut Dikenang

John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.
john_lennonLennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day’s Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell di tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono di tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila.
1940-1957
John Winston Lennon lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, dari pasangan Julia Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering berpergian dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan Jerman atas Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini, dan juga kekaguman Julia pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi nama tengah Winston, dari nama Perdana Menteri Inggris yang tenar itu.
Lennon kecil hidup dalam pengasuhan ibunya. Julia kemudian bertemu dengan John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu di sebuah apartemen kecil. Perilaku ini menjadi gunjingan orang di Liverpool, karena Julia masih berstatus sebagai istri Alfred Lennon. Kakak tertua Julia, Mimi Smith, akhirnya memaksa untuk memboyong John kecil tinggal bersamanya. Pada tahun 1946, Alfred kembali ke Liverpool dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke Blackpool. Julia dan John mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool, Lennon dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan pergi, ia pun menangis dan menghampiri ibunya.
Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas dalam mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan begitu pula John yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama Dykins. Pertemuan-pertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan sedikit piano. Julia pula yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama. Mimi dikenal sangat skeptis terhadap kegemaran Lennon bermain gitar. “Gitar memang oke, John, tapi kamu tidak bisa hidup dari itu.” Beberapa tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia menghadiahkan Mimi sebuah plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
Kejadian menyedihkan dialami Lennon ketika ibunya meninggal tertabrak mobil di dekat rumah Mimi, di depan mata Lennon yang saat itu masih berusia 17 tahun. Sifat anti pihak penguasa mungkin bermula dari peristiwa ini. Ibunya meninggal dunia karena kecerobohan seorang polisi mengendara dalam keadaan mabuk, kendati demikian polisi tersebut lepas dari segala tuntutan. Lennon dikenal sebagai badut kelas di sekolah. Di kelas ia hanya menggambar kartun guru-gurunya dan melucu. Rapornya sangat buruk, dan akhirnya ia masuk ke Liverpool College of Art. Di sinilah ia bertemu dengan Cynthia Powell, yang kemudian menjadi istrinya yang pertama. Di college, ia tetap tidak serius dan akhirnya keluar sebelum menyelesaikan pendidikannya.

john_lennon

john_lennon

1957-1960 : The Quarrymen dan The Silver Beetles
John Lennon memulai The Quarrymen di tahun 1957. Quarrymen adalah sebuah band skiffle (band dengan menggunakan alat-alat rumah tangga, yang saat itu sedang tren di Liverpool) yang beranggotakan Lennon dan teman-temannya di Quarry Bank Grammar School. Di tanggal 6 Juli 1957, Quarrymen tampil pada sebuah acara gereja di Gereja St. John, Woolton. Di acara inilah Lennon pertama kali bertemu dengan Paul McCartney, yang saat itu menonton penampilan Quarrymen. McCartney sangat kagum akan penampilan band tersebut, dan lalu menghampiri Quarrymen di belakang panggung, ditemani temannya Ivan Vaughan yang juga teman Lennon.
Tak lama kemudian, McCartney bergabung dengan Quarrymen. Lennon dan McCartney menjadi sangat dekat, dan sering terlihat bersama. Keduanya terlibat dalam rasa ‘senasib’ karena keduanya kehilangan ibu mereka di masa mudanya. McCartney juga kehilangan ibunya karena kanker, saat usianya 15 tahun. Lennon dan McCartney mulai menulis lagu bersama maupun sendiri-sendiri. Salah satu lagu yang dihasilkan pada masa-masa ini adalah ‘Hello Little Girl’ yang kemudian menjadi hits oleh The Fourmost di tahun 60an.
Kemudian, McCartney memperkenalkan temannya, George Harrison, yang setahun lebih muda daripadanya kepada Lennon. Harrison yang piawai bermain gitar pun berkeinginan bergabung dengan Quarrymen. Lennon, yang pada awalnya keberatan karena Harrison dinilai terlalu muda, akhirnya pun setuju setelah dibujuk McCartney. Bergabungnya Harrison disusul oleh Stuart Sutcliffe, sahabat Lennon di Sekolah Seni, yang menjadi basis. Sutcliffe sebenarnya tidak dapat bermain bas, namun Lennon bersikeras untuk mengajaknya ikut dengan Quarrymen.
Quarrymen pertama kali merekam suara mereka dalam lagu “That’ll be the Day”, lagu Buddy Holly, dan “In Spite of All The Danger”, sebuah instrumental karangan McCartney dan Harrison. Kedua lagu ini, bersama lagu-lagu yang belum dirilis sebelumnya, kemudian dirilis secara resmi di tahun 1994, lewat album Anthology.
1960-1970
Quarrymen dalam perjalanannya beberapa kali mengganti nama, dan personel-personelnya datang dan pergi. Band itu kemudian bernama ‘The Beatles’, nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams menjadi manajer mereka, dan pada tahun 1960 ia berhasil memperoleh kontrak dengan sebuah klab di Hamburg. Band ini pun kemudian pergi ke Hamburg, beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe, dan Pete Best. Best adalah drummer mereka saat itu. Di Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab malam yang kotor, dan tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya. Namun kemudian mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih di bawah umur untuk bekerja di sana.
john-lennonSekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab inilah The Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show mereka selalu ramai dan panjang antriannya. Namun tak lama kemudian, di paruh akhir tahun 1961, The Beatles kembali ke Hamburg dan merekam ‘My Bonnie’ bersama Tony Sheridan. Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr, ketika The Beatles akan pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass. Beberapa bulan kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.
The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini, pada bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein menyaksikan penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik NEMS di Liverpool, yang mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya menanyakan rekaman ‘My Bonnie’ yang direkam band ini bersama Tony Sheridan. Epstein terpesona melihat penampilan The Beatles, dan kemudian menjadi manajer band ini. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman, dan berulang kali ditolak, seperti di Decca Records.
Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada di bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang diberikan Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap kurang berkompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya Richard Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnay bergabung dengan Rory Storm & the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel ‘Love Me Do’ yang langsung mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris. Singel mereka yang kedua, ‘Please Please Me’, menjadi singel pertama mereka yang mencapai peringkat teratas di tangga lagu.
Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka mencapai peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun ‘I Wanna Hold Your Hand’ di tahun 1964 adalah singel pertama yang berhasil menembus industri musik Amerika Serikat, sekaligus mengawali apa yang disebut sebagai ‘British Invasion’. Sejak saat inilah musik The Beatles tersebar ke seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana, terkenal di setiap penjuru. Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat fanatik, yang mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans membuat The Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di atas panggung.
Di tahun 1966, akhirnya The Beatles memutuskan untuk berhenti mengadakan konser. Selain karena begitu ributnya penonton sehingga musik mereka menjadi tidak terdengar jelas, musik The Beatles juga telah menjadi amat berkembang sehingga tidak dapat dimainkan secara langsung dengan teknologi pertunjukan live di masa itu. Keputusan ini ditanggapi secara luas di dunia, yang menyangsikan kelanjutan band ini. Namun The Beatles menjawabnya dengan album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band di tahun 1967, yang hingga kini masih diakui banyak kalangan sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa.
Setelah kematian Epstein di tahun 1967, Lennon adalah orang yang tidak senang akan tindakan McCartney yang mengambil alih kepemimpinan band itu. Ia membenci proyek-proyek yang dipimpin McCartney, seperti film Magical Mystery Tour dan Let It Be. Lennon juga menjadi orang yang pertama kali melanggar kesepakatan awal The Beatles, yaitu untuk tidak membawa istri dan pacar pada proses rekaman, dengan membawa Yoko Ono dalam proses pembuatan album White Album di tahun 1968. Lennon juga orang yang pertama menyatakan ingin keluar dari The Beatles.
The-Beatles-music-254708_728_399Setelah band ini bubar di tahun 1970, perseteruan antara Lennon dan McCartney terus berlanjut. Salah satunya adalah Lennon kesal karena McCartney mendahuluinya dalam menyatakan bubarnya The Beatles. Lennon, Harrison dan Starr juga melawan McCartney di pengadilan dalam membubarkan band ini.
1970-1980
Saat ia masih bergabung dengan The Beatles, Lennon (bersama Yoko Ono, istrinya) merekam tiga album eksperimental, Unfinished Music No. 1 : Two Virgins, Unfinished Music No. 2 : Life with the Lions, dan Wedding Album. Album solo pertamanya, di luar ketiga proyek tersebut adalah Live Peace di Toronto 1969, dengan Plastic Ono Band. Ia juga merekam tiga singel, anthem anti-perang “Give Peace a Chance”, “Cold Turkey”, dan “Instant Karma”. Setelah bubarnya The Beatles di 1970, Lennon meluncurkan album John Lennon/Plastic Ono Band. Lagu “God” menuliskan orang-orang dan hal-hal yang tidak dipercayai Lennon – berakhir dengan “Beatles”.
Album Imagine menyusul di tahun 1971, dan lagu dengan judul yang sama menjadi anthem bagi gerakan anti-agama dan anti-perang. Videonya direkam serba putih (pakaian putih, piano putih,ruangan p[utih). Ia menulis "How Do You Sleep?" sebagai serangan pada McCartney, dan menampilkan George Harrison pada gitar. Namun kemudian Lennon mengklaim lagu tersebut adalah tentang dirinya sendiri.
Sometime in New York City (1972) lantang dan secara eksplisit berbau politik, dengan lagu mengenai pemberontakan di penjara, diskriminasi rasial, peran Inggris terhadap Irlandia Utara, dan permasalahannya sendiri dalam memperoleh Green Card di Amerika Serikat. Lennon telah tertarik pada politik sayap kiri sejak akhir tahun 1960.
Pada tanggal 30 Agustus 1972, Lennon dan band pendukungnya, Elephant's Memory, tampil dalam dua konser di Madison Square Garden di New York. Ini adalah penampilan konser penuh Lennon yang terakhir.
Lennon dan Ono sempat berpisah untuk beberapa minggu. Lennon pindah ke California, dan memulai periode yang disebutnya sebagai 'lost weekend' (walaupun sebenarnya ini berlangsung sekitar 18 minggu). Lennon meirlis Mind Games di tahun 1973, yang dikreditkan pada "The Plastic U.F. Ono Band". Ini juga album solo pertama yang diproduksi Lennon tanpa input dari Yoko. Lennon menulis "I'm the Greatest" untuk album Ringo Starr, 'Ringo', dan merekam versinya sendiri dari lagu itu (yang terdapat pada album 'John Lennon Anthology'). Perilaku Lnenon pada masa ini sangat buruk, dengan banyak malam dihabiskan di tempat pemabuk. Lagu-lagu dalam periode ini (terdapat pada Mind Games dan Walls and Bridges memuat nada meminta maaf yang sepertinya ditujukan pada Ono. Dari saran Ono, Lennon mengambil May Pang sebagai asisten dan kekasihnya pada masa ini.
Lennon tampil sebagai tamu kejutan pada konser Elton John di Madison Square Garden di mana mereka menampilkan "Lucy in the Sky with Diamonds", "Whatever Gets You Thru The Night", dan "I Saw Her Standing There" bersama. Ini adalah penampilan konser terakhirnya di depan audiens rock. Kebetulan, Yoko Ono hadir pada konser itu, dan setelah pertemuan di belakang panggung, keduanya kembali bersama. Setelah penampilan itu, Lennon pergi ke Florida dan menandatangani pembubaran The Beatles secara hukum. Kemudian Lennon kembali tinggal bersama Yoko Ono, dan Ono hamil dengan putra pertama mereka.
Di tahun 1975, Lennon meluncurkan album Rock 'n' Roll, yang berisi versi kover dari lagu-lagu artis lain. Album ini tidak diterima dengan baik oleh banyak kritikus, namun memuat sebuah lagu yang banyak dipuji, "Stand By Me". David Bowie memperoleh posisi nomor satu di tangga lagu Amerika Serikatnya yang pertama (di tahun 1975) dengan lagu "Fame", yang juga ditulis oleh Lennon (yang juga mengisi vokal dan gitar) dan Carlos Alomar.
Lennon tampil pada penampilan musikal publiknya yang terakhir di ATV, 18 April 1975, menampilkan "Imagine" dan "Slippin' and Slidin" dari LP Rock 'n' Roll. Dan pada 9 Oktober 1975 - ulang tahun Lennon yang ke-35 - putranya Sean Taro Ono Lennon lahir, dan Lennon pun berhenti dari bisnis musik untuk merawatnya.
Masa istirahat Lennon berakhir di tahun 1980, tahun di mana ia menulis banyak lagu saat liburan ke Bermuda, dan mulai berpikir untuk merekam album baru. Lennon dan Ono pun akhirnya memproduksi album Double Fantasy, album konsep yang fokus pada hubungan mereka. Nama album ini diinspirasikan dari spesies yang dilihat Lennon di Bermuda Botanical Gardens; ia menyukai nama itu dan berpikir bahwa itu adalah deskripsi yang sempurna bagi pernikahannya dengan Ono.
Pasangan Lennon memulai kembali wawancara-wawancara dan perekaman video untuk mempromosikan album itu. Walaupun Lennon berkata pada wawancara bahwa ia tidak pernah menyentuh gitar selama 5 tahun, beberapa lagu seperti "I'm Losing You" dan "Watching the Wheels" dikerjakan di rumahnya. "(Just Like) Starting Over" pun mendaki tangga lagu, dan Lennon mulai berpikir tentang tur keliling dunia.
Menjelang akhir hidupnya, Lennon menunjukkan ketidaksenangannya akan autobiografi George Harrison, I Me Mine. Menurut Ono, ia juga tidak senang karena lagu-lagu McCartney seperti "Yesterday", "Hey Jude", dan "Let It Be" lebih banyak dinyanyikan artis lain daripada lagu yang diciptakannya.
Lennon ditembak mati Mark David Chapman di depan apartemennya di New York, pada tanggal 8 Desember 1980.
Kehidupan Pribadi
Pada salah satu wawancara terakhirnya, di bulan September 1980, tiga bulan sebelum wafatnya, Lennon berkata bahwa ia selalu 'macho' dan tidak pernah mempertanyakan sikap chauvinisnya terhadap wanita hingga ia bertemu Ono. Lennon selalu jauh dengan putra pertamanya, Julian, namun sangat dekat dengan putra keduanya, Sean, dan menyebutnya 'kebanggaanku'. Pada saat-saat terakhir hidupnya, ia mengambil peran sebagai 'houseband' atau 'ayah rumah tangga' dan berkata bahwa ia lebih berperan sebagai istri dan ibu dalam hubungan mereka.
Cynthia dan Julian Lennon
Cynthia Powell bertemu Lennon di Liverpool Art College di tahun 1957. Setelah mendengar komentar Lennon yang lebih menyukai gadis yang berpenampilan seperti Brigitte Bardot, Powell mengubah warna rambutnya menjadi pirang. Hubungan mereka berawal dari pesta college sebelum liburan musim panas ketika Lennon mengajak Cynthia pergi ke pub bersamanya. Saat itu, Cynthia telah bertunangan dengan laki-laki lain, fakta yang membuat ia menolak ketika Lennon mengajaknya berdansa. Lennon menjawab, "Aku tidak memintamu untuk menikahiku, kan?" Walaupun Lennon mengabaikan Cynthia selama sisa waktu pesta itu, Lennon mengajaknya bicara saat Cyn akan pulang, meraih tangannya dan membawanya ke ruangan yang disewa Stuart Sutcliffe, di mana mereka berhubungan seks.
Kecemburuan Lennon seringkali berakibat munculnya sikap agresif dan kejamnya terhadap Cynthia, seperti ketika Lennon memukulkan kepala Cyn ke dinding setelah melihat Cynthia berdansa dengan Stuart Sutcliffe. Cynthia putus dengan Lennon selama tiga bulan, namun hubungan mereka tersambung kembali setelah Lennon meminta maaf. Cyntiha mengunjungi Lennon di Hamburg selama dua minggu di tahun 1960, namun di tahun 1961 Lennon meninggalkannya di rumah dan pergi liburan ke Paris dengan McCartney.
Pada pertengahan tahun 1962, Cynthia menyadari bahwa ia hamil. Lennon melamarnya, namun ketika ia memberitahu bibinya Mimi Smith, ia berteriak pada Lennon untuk tidak melakukannya. Lennon dan Cynthia menikah pada tanggal 23 Agustus 1962 di Mount Pleasant Register Office di Liverpool. Mimi tidak menghadiri upacara itu.
Pada tanggal 8 April 1963, John Charles Julian Lennon lahir di Sefton General Hospital. John tidak melihat Julian hingga seminggu setelah ia lahir, karena komitmen yang dibuatnya dengan The Beatles. Kelahiran putra John dan pernikahannya dengan Cynthia dirahasiakan dari publik, karena pemikiran Brian Epstein bahwa keberadaan mereka dapat mengganggu imej John di depan fans-fans Beatles.
Menurut Cynthia, pada wawancara tahun 1995, ada masalah-masalah dalam pernikahan mereka karena tekanan akibat ketenaran The Beatles dan tur yang terus menerus, serta Lennon yang semakin sering menggunakan obat-obatan. Pernikahan mereka ada di ujung tanduk ketika Cynthia kembali dari liburan di Yunani dengan teman-temannya, dan melihat John dan Yoko ada di tempat tidur bersama. John tidak menyangsikan hal itu, namun ketika Cynthia meninggalkan tempat itu, John menelponnya dan berkata "Aku tidak mengerti kenapa kamu pergi". Akhir pernikahan mereka adalah ketika John menolak pergi untuk liburan keluarga, dan kemudian tampil di koran-koran, mempublikasikan hubungannya dnegan Yoko.
Hubungan Lennon dengan Julian sangat jauh. Julian malahan lebih merasa dekat dengan McCartney dibanding dengan ayahnya sendiri. Lennon muda kemudian berkata, "Aku tidak pernah ingin tahu kenyataan tentang bagaimana ayahku bersamaku. Beberapa omongan buruk dikatakannya tentang aku.. seperti ketika ia bilang aku keluar dari botol whiskey di malam Minggu. Hal-hal tentang itu. Menurutmu, di manakah cinta pada kata-kata itu? Paul dan aku cukup sering pergi bersama... lebih sering daripada ayahku. Kami punya persahabatan yang baik, dan sepertinya ada lebih banyak fotoku dan Paul bermain bersama di masa itu daripada fotoku dan ayahku."
Ketika Lennon pindah ke New York di tahun 1971, Julian tidak melihatnya hingga 1973. Dengan didorong May Pang, akhirnya Julian pergi mengunjungi John dan May di Los Angeles. Sejak saat itu, Julian mulai bertemu ayahnya secara rutin, dan bermain drum pada "Ya Ya" dari album Lennon, Walls and Bridges. Lennon juga membelikan Julian sebuah gitar pada ulang tahunnya yang ke 11 di tahun 1974 dan mendorong minatnya di musik.

Lennon pernah berkata, "Sean adalah anak yang direncanakan, dan hal itu membuat banyak perbedaan. Cintaku pada Julian sebagai seorang anak tidak kurang daripada Sean. Ia tetap putraku, tak peduli apakah ia keluar dari botol whiskey atau karena saat itu tidak ada pil. Ia ada di sini, ia milikku, dan ia selalu begitu."
Kedua putra Lennon memiliki karir bermusik setelah wafatnya.
Yoko Ono
Pada tanggal 9 November 1966, setelah tur The Beatles yang terakhir, dan setelah Lennon menyelesaikan perekaman film How I Won the War, Lennon mengunjungi pameran seni Yoko Ono di Indica Gallery, di Masons's Yard, London. Lennon memulai hubungannya dengan Ono di bulan Mei 1968 setelah kembali dari India. Cynthia mengajukan cerai beberapa bulan kemudian, didasarkan pada perselingkuhan Lennon dengan Ono. Lennon dan Ono menjadi tak terpisahkan, bahkan saat sesi-sesi rekaman The Beatles.
Media massa bersikap kurang baik pada Ono - menulis artikel-artikel yang memojokkan dia, dengan beberapa nada rasis - dan menyebut dia 'jelek'. Lennon yang marah, berkata bahwa tidak ada John dan Yoko, namun mereka adalah satu orang; 'JohnandYoko'. Kehadiran Ono tiap hari di studio membuat suasana intern The Beatles pada masa perekaman album White Album di tahun 1968 semakin memanas.
Pada akhir tahun 1968, Lennon dan Ono tampil dengan nama 'Dirty mac' pada Roll and Roll Circusnya Rolling Stones. Selama dua tahun terakhir Lennon di The Beatles, ia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama Ono, mengikuti portes-protes publik menentang Perang Vietnam. Lennon mengirim kembali medali MBEnya, yang diberikan Ratu Elizabeth pada tahun 1965, sebagai bentuk protes atas keikutsertaan Inggris pada perang di Nigeria, serta dukungan negara tersebut pada Perang Vietnam.
Pada tanggal 20 Maret 1969, Lennon dan Ono menikah di Gibraltar, dan menghabiskan bulan madu mereka di Amsterdam pada acara yang dinamakan '"Bed-In" for peace'. Di belakang tempat tidur mereka terdapat poster-poster yang bertuliskan "Hair Peace. Bed Peace." Mereka menggelar aksi itu kmebali di Montreal, di mana keduanya, bersama musisi-musisi lainnya, merekam "Give Peace a Chance", lagu yang kemudian menjadi salah satu anthem pergerakan untuk perdamaian. Beberapa saat setelah pernikahannya, Lennon mengubah namanya menjadi John Winston Ono Lennon. Ia juga menulis lagu "[The Ballad of John and Yoko]“, yang menceritakan tentang pernikahan mereka. Lagu itu direkam bersama McCartney.
May Pang
Di tahun 1973, Yoko mendekati May Pang, asisten pribadi mereka, meminta Pang untuk “bersama dengan John, membantunya, dan memastikan ia mendapatkan apa yang ia inginkan”. Yoko kemudian mengusir Lennon keluar dari rumah. Lennon dan Pang pindah ke Los Angeles – periode yang sering disebut sebagai “the lost weekend”, walau masa ini berlangsung hingga awal tahun 1975. Selama masa ini, Pang mendorong Lennon untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan putranya, Julian Lennon. Pang juga menjalin persahabatan yang baik dengan Cynthia Lennon.
Setelah tiba di Hollywood, Lennon bergabung kembali bersama produser Phil Spector dan mulai menggarap LP Rock ‘n’ Roll. Pada masa ini, Lennon juga sering mabuk-mabukan dan pesta drugs bersama teman-temannya, di antaranya Harry Nilsson, Keith Moon, Ringo Starr, Alice Cooper, Micky Dolenz dan teman-teman mereka yang lain.
Lennon kembali ke pelukan Yoko Ono di awal tahun 1975.
Ayah Rumah Tangga
Pada tanggal 9 Oktober 1975 – ulang tahun John Lennon yang ketiga puluh lima – Yoko Ono melahirkan putra mereka Sean Ono Lennon setelah tiga kali keguguran. Menyesal akan hubungan buruk yang dimilikinya dengan putra pertamanya Julian, Lennon memutuskan untuk pensiun dari musik sehingga ia dapat mendedikasikan dirinya pada kehidupan keluarga.
Di tahun 1976, status imigrasi U.S. Lennon akhirnya selesai, setelah lama berkutat dengan pemerintahan Richard Nixon yang juga melibatkan investigasi FBI – penyadapan telepon dan agen-agen yang seirng mengikuti Lennon. Ketika Jimmy Carter menjadi Presiden di tanggal 20 Januari 1977, Lennon dan Ono diundang menghadiri pesta penobatan, menandai akhir dari perseteruan antara pemerintahan Amerika Serikat dengan Lennon. Setelah itu, Lennon jarang terlihat di publik hingga 3,5 tahun kemudian, saat ia ‘kembali’ di tahun 1980.
Hubungan dengan ayahnya
Saat Beatlemania terjadi di seluruh dunia, John tidak pernah melihat atau mendengar berita dari ayahnya, Freddie Lennon, sejakia berusia 5 tahun. Ketika Freddie menyadari bahwa putranya adalah John Lennon yang terkenal, anggota The Beatles, ia akhirnya menemui John di sela-sela syuting film. John tidak menerima kunjungan ini dengan baik dan menyuruh Freddie pergi. Kemudian John menjadi lebih hangat dan mereka bertemu beberapa kali selama tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1969 ketika John menyuruh Freddie untuk keluar dari rumahnya. John tidak berbicara dengan ayahnya lagi sejak tahun 1976, ketika ia mendengar bahwa Freddie sekarat. John menelepon Freddie di ranjangnya, dan mereka berbaikan kembali.

john_lennon